Kamis, 14 Oktober 2010

IBU KOTA JAKARTA DALAM PANDANGAN SAYA

Usia sebuah kota akan selalu diiringi sejarah kota tersebut, tentu saja banyak tersimpan cerita dibaliknya, cerita heroik, cerita keindahan, cerita suram dan banyak lagi cerita yang mengiringi pertumbuhan sebuah kota tersebut untuk menjadi kebanggaan bersama bangsa tersebut.

JAKARTA sebagai Ibu Kota Negara, merupakan salah satu kota kota tua di Indonesia bahkan di dunia yang sangat sarat dengan sejarahnya, sejak cikal bakal berdirinya hingga sampai sekarang ini. Menyusurinya bagaikan mengulang kembali sejarah yang tersimpan di dalamnya.

Sebuah bandar kecil di muara Ciliwung, yang lama-kelamaan menjadi besar dan menjadi pusat perlintasan perdagangan melalui laut, beberapa abad kemudian masuk bangsa portugis menguasai bandar tersebut, hingga suatu saat di rebut oleh kaum pribumi bernama Fatahilah dan diberi nama Jayakarta pada tanggal 22 Juni 1527, yang hingga kini selalu diperingati sebagai hari jadi Jakarta. Kemudian beberapa puluh tahun kemudian pada akhir abad 16 masuk bangsa belanda dan menguasai Jayakarta, yang kemudian mengganti namanya dengan Batavia, dan sejak saat itulah cerita-cerita heroik muncul akibat perlakuan penjajah belanda pada kaum pribumi untuk tetap menguasai daerah tersebut.

Sejarah Jakarta tidak pernah sedikitpun lepas dari sejarah berdirinya Negara Republik ini, dimulai pada tahun 1928 saat di-Ikrar-kannya Sumpah Pemuda sebagai bentuk usaha mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, disusul kemudian Rapat Raksasa Di Lapangan Ikada pada tanggal 19 September 1945, sebagai bentuk penegasan terhadap Proklamasi 45 yang sebelumnya telah dibacakan pada 17 Agustus 1945, dan banyak kejadian dan pergolakan berskala nasional terjadi di Jakarta ini, sebuah kota yang sungguh-sungguh sarat dengan sejarah, SEJARAH KEBANGGAAN BANGSA INDONESIA.
Jangan pernah terlintas untuk menghapus sejarah itu dengan memindahkan Ibu Kota Negara dan Pemerintahan dengan ataupun tanpa alasan apapun!!!, sebuah wacana akhir-akhir ini dimunculkan untuk melakukan itu, adalah sebuah gerakan awal dari kaum kontra nasionalis, orang-orang yang berpandangan sempit, bodoh, dan saya yakin mereka bukan anak-anak PERTIWI, orang-orang yang dalam hidupnya selalu mengkhianati bangsanya dengan kedok HAM, kemajuan, dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya digunakan untuk kepentingan pribadi dengan membodohi rakyat.

Semua yang disebutkan bahwasanya Jakarta semakin padat, kumuh, macet, tenggelam dan lainnya itu bukannya disikapi dengan cermat dan dibuat peraturan untuk menyelamatkannya, jangan malah berkeinginan untuk meninggalkan PETA SEJARAH yang luhur ini.

Yang harus dipindahkan itu masyarakatnya, dan para konglomerat yang menguasai tanah-tanah milik bangsa ini dengan cara tipu-tipu dan cara-cara licik, pindahkan saja mereka ke Jonggol dan sekitaran Jakarta lainnya, bagaimanapun caranya, bisa dengan ganti rugi, ganti lahan, lalu bongkar, atau apapun dan satu perlu diingat jangan berikan lagi ijin mendirikan kondominium, mall, rumah  lagi di Jakarta apapun alasan mereka mengajukannya.

Pemerintah dan pemimpin punya hak untuk mengatur warganya dalam rangka kebaikan dan kemaslahatan bersama, itu  adalah merupakan Mandat Dari Kami Bangsa Indonesia, jadi kenapa anda bingung dan tidak tahu harus bagaimana menyikapi permasalahan kepadatan di Jakarta, kalau tidak sanggup ya turun saja jadi pemimpin.

Oleh karena itu selamatkanlah JAKARTA sesegera mungkin dan biarlah sejarah tetap tertoreh di tanahnya, tanah yang kita banggakan bersama.